Dolar menguat untuk hari ke-3 atas data AS yang solid sementara ekuiti meningkat

Dolar telah menguat untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Kamis, terdukung oleh data yang menunjukkan ekonomi AS yang jauh lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya dan kenaikan pada ekuiti global, yang diuntungkan oleh membaiknya sentimen pada risiko.

Data AS menunjukkan klaim pengangguran menurun dan tingkat pertumbuhan lebih cepat dari yang telah diperkirakan semula pada ekonomi terbesar di dunia tersebut membuat dolar terdukung. Namun laporan tersebut tidak banyak mengubah pandangan bahwa Federal Reserve akan menunda kenaikan suku bunga mempertimbangkan kemelut pasar belakangan ini dan perlambatan ekonomi Cina.

Data menunjukkan produk domestik bruto AS meningkat sebesar 3.7 persen per tahun pada kuartal kedua dibandingkan 2.3 persen yang dilaporkan bulan lalu. Lebih lanjut mempercerah gambaran AS adalah menurunnya klaim pengangguran menjadi 271,000 pekan lalu. Sementara pernyataan hari Rabu dari Presiden Fed New York, William Dudley, anggota yang memiliki hak suara dalam menentukan suku bunga Federal Open Market Committee, mengecilkan prospek kenaikan suku bunga di bulan September telah membantu meperbaiki sentimen. Para investor melepas tindakan terakhir yang telah mengangkat keduanya yen dan euro.

Pada hari Kamis, Presiden Fed Kansas City Esther George, yang telah menganjurkan untuk menaikan suku bunga dalam waktu dekat telah mengulangi keyakinan Dudley. Pihaknya mengatakan kepada Fox Business News bahwa para bankir bank sentral harus mengambil pendekatan “wait and see” untuk pengetatan kebijakan karena aksi jual pasar finansial dan perlambatan Cina.

Lonjakan baru-baru ini dalam aksi hindar risiko telah memicu penutupan posisi jual pada yen dan euro, yang populer sebagai valuta pendanaan untuk carry trade. Perdagangan semacam itu meliputi penjualan mata uang dengan imbal hasil rendah untuk membeli aset dengan imbal hasil lebih tinggi.